Jihad dalam Konteks Ayat Makkiyah dan Madaniyah
Patut dicatat bahwa dari 30 ayat al-Qur’an yang menyebut kata jihad dengan
segala derivasinya, terdapat 6 ayat yang tergolong makkiyah dan 24 ayat
yang tergolong madaniyah. Dengan kata lain, lebih banyak ayat jihad yang
turun di Madinah ketimbang di Mekkah, yaitu empat per lima dari ayat-ayat yang
menyebut kata jihad adalah dalam kategori madaniyah.
a. Fase
Makkiyah
Ada 6 ayat al-Qur’an yang memuat kata jihad dengan segala
derivasinya yang tergolong makkiyah.
Yang tergolong makkiyah, yaitu:
i. QS.
al-‘Ankabût [29]: 6
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ
لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Dan barangsiapa yang berjihad, maka
sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
ii. QS. al-‘Ankabût [29]: 8
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا
لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ
بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan Kami wajibkan manusia (berbuat)
kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku
kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
iii. QS. Luqmân [31]: 15
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ
فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ
مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ
تَعْمَلُونَ
Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.
iv.
QS. al-Furqân [25]: 52
فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا
Maka janganlah kamu mengikuti
orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur'an dengan
jihad yang besar.
v.
QS. al-Nahl [16]: 110
ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ هَاجَرُوا مِنْ بَعْدِ مَا فُتِنُوا ثُمَّ جَاهَدُوا
وَصَبَرُوا إِنَّ رَبَّكَ مِنْ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung)
bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka
berjihad dan sabar; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
vi.
QS. al-‘Ankabût [29]: 69
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا
فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka
jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik.
Ayat al-Qur’an yang memerintahkan umat Islam untuk berjihad telah
diturunkan sejak Nabi Muhammad saw bermukim di Mekkah. Atas dasar itu, perintah
jihad dalam ayat-ayat makkiyah tidak memiliki kaitan dengan peperangan
fisik, karena di kota kelahiran Nabi saw ini tidak pernah terjadi peperangan
yang melibatkan orang Islam dan orang kafir-musyrik Mekkah. Senada dengan itu,
Sa‘îd al-Asymâwî berpendapat bahwa jihad di Mekkah berarti berusaha untuk
selalu berada dalam jalan keimanan yang benar dan bersabar dalam menghadapi
penyiksaan kaum kafir. Dengan kata lain, jihad dalam periode ini bermakna
moral dan spiritual. Jihad pada konteks ayat-ayat makkiyah berbentuk
taat kepada Allah swt, bersabar, ajakan persuasif untuk menyembah Allah swt.
b. Fase
Madaniyah
Ayat al-Qur’an yang menyebut kata jihad dan segenap derivasinya dan
tergolong madaniyah berjumlah 24 ayat.
i.
QS.
al-Baqarah [2]: 218
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي
سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَةَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang
beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu
mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.