SEJARAH STUDI ISLAM DIDUNIA BARAT
LATAR BELAKANG
Islam
adalah agama yang sempurna diantara agama yang telah turun sebelum Islam
diturunkan. Nabi Muhammad Saw adalah orang yang terpilih untuk untuk
mensyi’arkannya keseluruh umat manusia, beliau berpedoman pada satu kitab suci
yaitu Al Qur’anul Karim.
Islam
mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran
melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam
memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian
sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada
kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan,
mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif lainnya.[1]
Hal
inilah, yang menyebabkan orang Barat tertarik untuk mempelajari Islam, baik
dari budaya maupun dari ilmu pengetahuan. Sehingga kebudayaan Islam di Dunia
Barat menjadi berkembang menjadi pesat. Pada dasarnya orang barat mengakui
kebenaran Islam, tetapi kenapa mereka kebanyakan tidak mau masuk islam?
Jawabnya orang barat kebanyakan gengsi dan takut jatuh harga diri mereka
disebabkan masuk Islam.
Mereka
takut meninggalkan agama warisan nenek moyang mereka, karena agama tersebut
telah diwarisi secara turun temurun.
Sesuai
dengan pernyataan diatas, maka pada kali ini kami selaku penulis telah menyusun
sebuah makalah yang berjudul Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat.
Didalam
makalah ini juga, kami akan membahas objek kajian, yaitu tentang latar belakang
perkembangan studi islam di dunia barat, pengertian studi Islam, Islam sebagai
sains di dunia barat dan dampak yang ditimbulkan dari perkembangan studi Islam
di dunia barat serta timbulnya Studi Islam di Negara-negara Barat.
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Sejarah Perkembangan
Studi Islam di Dunia Barat
Kemajuan
peradaban barat dimulai pada Periode Pertengahan (1250-1800 M), yang mana
peradaban islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat
mengalami perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi
sampai sekarang ini. Sebenarnya perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh
ilmu pengetahuan islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Andalusia (Spanyol) pada
massa pemerintahan Bani Abbasiyah adalah merupakan salah satu tempat yang
paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban islam baik dalam bentuk
hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara.
Salah
satu contoh yang kami ambil adalah pemikiran Ibnu Rusyd yang melepaskan belenggu
taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir.[2]
Dari
pemikiran Ibnu Rusyd inilah yang menarik minat orang-orang barat untuk belajar.
Diantara pemuda Kristen Eropa yang belajar di Universitas-Universitas Islam di
Andalusia, seperti Universitas Codova (pendirinya abd Al Rahman III), Seville,
Malaga, Granada dan Salamanca. Selama mereka belajar di lembaga-lembaga
tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya para ilmuan muslim. Pusat
kegiatan terjemahan itu berada di Toledo. Setelah mereka kembali kenegara
masing-masing, mereka mendirikan Sekolah-sekolah dan Universitas. Universitas
yang pertama mereka dirikan di Eropa pada tahun 1231 Masehi.[3]
Jadi
sudah jelaslah menurut kami, bahwa latar belakang Berkembanganya Studi Islam di
Dunia Barat adalah disebabkan para pelajar barat yang datang ke Jazirah
Arabiyah untuk belajar. Disamping itu juga mereka telah berhasil menterjemahkan
karya-karya ilmuan muslim kedalam bahasa latin.
Gerakan
ini pada akhirnya menimbulkan massa pencerahan dan revolusi industri, yang
menyebabkan Eropa maju. Dengan demikian Andalusia merupakan sumber-sumber
cahaya bagi Eropa, memberikan kepada benua itu manfaat dari ilmu dan budaya
Islam selama hampir tiga abad.
B.
Signifikasi Studi Islam
“Tak
kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta” mungkin kata pepatah ini
tepat untuk istilah diatas. Pada dasarnya kebudayaan-kebudayaan kuno dan modern
digerakkan oleh komunikasi dan kontak melalui perjalanan, migrasi atau
penaklukan. Mereka juga bergerak melalui lukisan, ukiran, monument, peninggalan,
buku-buku dan karya seni. Hal ini sepenuhnya benar dalam hal kebudayaan Islam,
karena ia dikenal oleh melalui dua saluran utama; kontak pribadi dan penyalinan
serta penerjemahan.
Mengenai
pengertian Studi Islam, dikalangan para ahli masih terdapat perdebatan tentang
Studi Islam (agama) dimasukkan kedalam ilmu pengetahuan. Menurut Amin Abdullah;
Islam kalau dilihat dari Normativitas kurang pas untuk dikatakan sebagai
disiplin ilmu, karena normativitas studi Islam agaknya terbebani oleh misi keagamaan
yang bersifat memihak, romantis, dan apologis, sehingga kadar muatan analisis,
kritis, metodologis, histories, empiris, terutama dalam menelaah teks-teks atau
naskah-naskah keagamaan produk sejarah terdahulu kurang begitu ditonjolkan.
Sedangkan untuk Studi Islam dilihat dari Historisitas tampaknya tidaklah salah.[4]
Inilah
Islam kalau dilihat secara historisitas yakni Islam dalam arti yang
dipraktikkan oleh manusia serta tumbuh dan berkembang dalam sejarah kehidupan
manusia, maka Islam dapat dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu, yakni ilmu
keislaman atau Islamic Studies.
C.
Islam Sebagai Sains di Dunia Barat
Pada
dasarnya Studi Islam dan Sains Islam ada perbedaan dan persamaan. Persamaan
studi dan sains adalah sama-sama objek kajiannya adalah ilmu pengetahuan agama.
Sedangkan perbedaannya, Studi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang
dirumuskan dari ajaran islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan
manusia. Sedangkan Sains Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup
berbagai pengetahuan modern seperti kedokteran, astronomi, matematika, fisika,
dan sebagainya yang dibangun atas arahan nilai-nilai islami.[5]
Dan
Sains Islam sebagaimana dikemukakan Hussein Nasr adalah sains yang dikembangkan
oleh kaum muslimin sejak abad islam ke-2, yang keadaannya sudah tentu merupakan
salah satu pencapaian besar dalam peradaban Islam.
Selama
kurang lebih 700 tahun, sejak abad ke-2 hingga ke-9 Masehi, peradaban islam
mungkin merupakan peradaban yang paling produktif dibandingkan peradaban
manapun jua.[6]
Dari
Sains Islam inilah membuat orang barat tertarik untuk mempelajari ilmu
pengetahuan islam yang sampai terkenal di Eropa. Al hasil, menurut Harun
Nasution; salah satu contoh kemajuan orang barat adalah Napoleon melakukan
Ekspedisi ke Mesir dengan memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan membawa 167
ahli dalam berbagai cabang ilmu. Diapun membawa dua set alat percetakan huruf
Latin, Arab, dan Yunani. Ekspedisi itu datang bukan hanya untuk kepentingan
militer, tetapi juga untuk kepentingan ilmiah.
Untuk
kepentingan ilmiah, Napoleon membentuk lembaga ilmiah yang disebut dengan
Institut d ‘Egypte yang mempunyai empat bidang ilmu kajian, yaitu ilmu pasti,
ilmu kalam, ilmu ekonomi dan politik, serta ilmu sastra dan seni.
Betapa
gemilangnya kemajuan dunia barat dengan mempelajari dan mendalami studi dan
sains Islam. Hal ini terjadi pada akhir tahun 1801 Masehi, pada waktu inilah
membuka mata umat islam bahwa mereka telah ketinggalan sangat jauh dalam ilmu
pengetahuan, maka pada waktu ini dikenal dengan massa Islam Periode Modern.
D.
Dampak yang ditimbulkan dari Perkembangan Studi Islam Bagi Dunia Barat.
Setelah
Studi Islam Berkembangan begitu pesatnya di dunia barat, maka mulai tampaklah
kelihatan dampak-dampak yang ditimbulkannya mulai dari hal yang positif maupun
negatif.
Dampak
Positif
Kehadiran
Islam di Eropa Spanyol membawa perubahan dalam berbagai segi kehidupan
masyarakat, terutama dalam aspek peradaban dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari hal ini telah menimbulkan semangat orang barat dalam mempelajari ilmu
pengetahuan yang dibawah oleh islam. Al hasil, maka banyaklah orang barat yang
menguasai ilmu pengetahuan dari islam, seperti ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu
tambang (minerologi), meteorology (karya Al Khazini), dan sebagainya. Sedangkan
dibidang teknologi adalah orang barat bisa membuat berbagai macam alat industri
yang dihasilkan dari observasi atau penelitian. Sekitar abad ke-16 M telah
ditemukan sebuah alat perajut kaos kaki. Kemudian tahun 1733 M John Kay telah
berhasil membuat alat tenun baru yang dapat bekerja lebih cepat dan
menghasilkan tenunan yang baik. Pada tahun 1765 M Hargreaves berhasil membuat
alat pintal yang dapat memintal berpuluh-puluh gulung benang sekaligus.
Kemudian sekitar tahun 1780 M terjadi revolusi industri di Inggris, seperti
ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769 M dan alat tenun oleh
Cartwright tahun 1785 M yang menyebabkan Inggris menjadi negara industri maju.[7]
Dampak
Negatif
Diatas
telah kami jelaskan, bagaimana dampak positif dari perkembangan studi Islam di
dunia barat. Perlu diketahui disamping adanya dampak positif, ada juga dampak
negatif yang ditimbulkannya.Adapun dampak negatif itu adalah dapat kami uraikan
sebagai berikut :
1.
Setelah bangsa barat menjadi bangsa yang maju dan telah mengalami revolusi
dibidang industri. Maka mereka mendapati masalah kekurangan bahan baku dalam
kegiatan industrinya. Kemudian untuk mencari jalan keluarnya mereka
berlomba-lomba mencari di dunia Timur, yang kebanyakan dikuasai oleh
pemerintahan muslim. Di samping itu, mereka juga memerlukan tempat pemasaran
baru bagi hasil industrinya ke negara-negara Timur. Sebagai akibatnya, banyak
negara-negara Barat datang kedunia Timur dan terjadilah Ekspansi besar-besaran
dalam bidang social, politik, ekonomi dan sebagainya. Di waktu itulah terjadi
suatu massa kolonial dan imperial, yaitu massa dimana bangsa-bangsa Barat
melakukan penjajahan terhadap dunia Timur, khususnya dunia muslim. Suasana
seperti itu menyebabkan
dunia Timur mengalami kemunduran dan Barat mencapai kemajuan pesat dari hasil kolonialisme
dan imperialisme atas dunia Timur.[8]
2.
Rupanya dampak negatif yang kedua ini adalah bagaikan kacang lupa kulitnya.
Saya kira istilah ini memang pantas ditunjukkan pada orang barat, karena kenapa
? mereka sungguh tidak tahu diri. Ilmu yang berkembang di Dunia Barat itu
adalah dari islam, akan tetapi mereka mengingkarinya, mereka tidak mengakui.
Malahan mereka mengaku ilmu tersebut berasal dari peradaban lain, bukan dari
peradaban islam. Ada seorang sarjana bernama Max Dimont mengatakan bahwa orang
Barat itu menderita Narcisisme, yaitu mereka mengagumi diri mereka sendiri, dan
kurang memiliki kesediaan untuk mengakui utang budinya kepada bangsa-bangsa
lain. Mereka hanya mengatakan, bahwa yang mereka dapatkan itu adalah warisan
dari Yunani dan Romawi.
E.
Perkembangan Studi Islam di Negara-Negara Barat
Di
antara berita gembira ini, yaitu apa yang diriwayatkan oleh Tamim ad-Dari. Ia
berkata : Aku mendengar Rasulullah
S.A.W. bersabda :
لَيَبْلُغَنَّ هَذَا الاَمْرِ مَابَلَغَ اللَّيْلُ
وَالنَّهَارُ, وَلاَيَتْرُكَ اللهُ بَيْتَ مَدَرٍ وَلاَوَبَرٍ, اِلاَّ اَدْخَلَهُ
اللهُ هَذَا الدِّيْنَ, بِعِزِّ عَزِيْزٍ, اَوْبِذُلِّ ذَلِيْلٍ, عِزًّا يُعِزُّ
اللهُ بِهِ الاِسْلاَمَ, وَذُلاَّ يُذِلُّ اللهُ بِهِ الْكُفْرَ.
Artinya:
” Islam akan mencapai wilayah yang
dicapai siang dan malam. Allah tidak akan membiarkan rumah yang mewah maupun
yang sederhana kecuali akan memasukkan agama ini kedalamnya. Dengan memuliakan
orang yang mulia atau dengan menghinakan orang yang hina. Mulia karena
dimuliakan Allah disebabkan keislamannya dan hina karena dihinakan Allah
disebabkan kekafirannya “.(HR. Ahmad)
Makna
sampainya islam ke daerah yang disentuh siang dan malam, yaitu tersebarnya
islam keseluruh permukaan bumi, sebagaimana siang dan malam menutupinya, dan
masuknya agama ini ke daerah perkotaan maupun pedesaan.[9]
Dalam
perkembangan studi islam di Negara-Negara Barat, dalam bagian tertentu dapat
dibedakan sebagai berikut :
1)
Studi Islam mensyaratkan kajian intensif tentang bahasa Arab sebagai bahasa.
Diantara pemula pakar bahasa Arab dari Jerman adalah Johann Jokab Reiske
(1716-1774). Kajian-kajian bahasa Arab berkembang secara luas di Eropa sejak
permulaan abad ke-19. salah satu dari ahli-ahli dalam bidang ini adalah seorang
sarjana Perancis A.I. sylvestre de Sacy (1758-1838).
2)
Studi teks hanya dapat dilakukan berdasarkan pada pengetahuan yang solid
tentang bahasa Arab dan bahasa islam yang lain, seperti bahasa Persia, Turki,
Urdu dan melayu-termasuk di dalamnya kritik teks dan sejarah kesustraan. Dengan
demikian edisi-edisi dari teks-teks tersebut dianggap sebagai pra-syarat dalam
kajian-kajian tekstual.
3)
Keahlian dalam kajian teks, pada gilirannya, merupakan pra-syarat dalam kajian
sejarah. Termasuk didalamnya berbagai kajian terhadap para sejarawan muslim.
Sebagian besar Studi Islam saat ini di Negara-negara Barat lebih bisa dipahami
dengan latar belakang perkembangan histories. Sejarah Studi Islam merupakan
sebuah kajian tersendiri; dalam kesempatan ini barangkali cukup untuk mengacu
pada sebuah monograf yang berkaitan dengan persoalan tersebut, serta sebuah
kajian yang memfokuskan pada lima islamolog terkemuka pada 100 tahun pertama
studi Islam.[10]
PENUTUP
KESIMPULAN
Perkembangan
studi Islam di dunia barat, disebabkan oleh adanya kontak langsung antara orang
barat dengan orang islam, adanya pelajar barat yang belajar kedunia islam dan
adanya gerakan penerjemahan kitab.
Islam
lebih dikenal didunia barat adalah sebagai Sains daripada Studi.
Salah
satu contoh kemajuan ilmu pengetahuan dunia barat adalah adanya Ekspedisi
Napoleon ke Mesir.
Perkembangan
peradaban barat yang berkembang begitu pesat, dimulai sejak periode
pertengahan, dimana peradaban umat Islam pada saat itu mengalami stagnasi.
Dari
perkembangan studi Islam yang berkembang di dunia barat, membawa dampak yang
positif dan negatif.
Hasil
perkembangan studi Islam di Dunia Barat, membuat para ilmuwan Barat banyak
tertarik untuk mengkajinya.
Saran
Dalam
pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi
dan cara penulisan.
Untuk
itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila pembaca tidak merasa puas dengan
hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan agar dapat
menambah wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kami.
Semoga apa yang kami posting pada blog ini bermanfaat bagi pembacanya….!!!
Amien yaa Robbal Alamien…
Amien yaa Robbal Alamien…
[1] Fadhil Al Jamali,
Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1992).
hlm. 11-21
[2] Pemikiran Ibnu Rusyd di
Eropa terkenal dengan sebutan Averoisme, yaitu gerakan aliran pemikiran bebas.
Hal ini diakui oleh para orientalis (ahli dunia timur) Spanyol, bahwa pemikiran
filsafat yang dikembangkan oleh dua filosuf Barat Raymond Lull dan Raymond
Martin, terpengaruh oleh pemikiran filsafat Ibnu Rusyd.
[3] Murodi, Sejarah
Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga, (Jakarta: Karya Toha Putra
Semarang, 2003). hlm. 65
[4] Amin Abdullah, Studi
Islam Normativitas atau Historisitas, (Yogyakarta; 1996). hlm. 106
[5] Abuddin Nata, Metodologi
Studi Islam, (Jakarta: RajaGrapindo Persada, 2004). cet. IX, hlm. 151-152
[6] Sayyed Hossein Nasr,
Menjelajah Dunia Modern, (terj.) Hasti Tarekat, dari judul asli A Young
Muslim’s Guide in The Modern World, (Bandung: Mizan, 1995). hlm. 162-163.
[7] Murodi, Sejarah
Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga, (Jakarta: Karya Toha Putra
Semarang, 2003). hlm. 149
[8] Ibid., hlm. 150
[9] Yusuf Qardhawi, Berita
Kemenangan Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997). hlm. 42-43
[10] Azim Nanji, Peta Studi
Islam; Orientalisme dan Arah Baru Kajian Islam di Barat, (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2003). hlm. 3-5
setiap ada dampak positif juga pasti ada dampak negatifnya. ahsan, agar aqidah orang islam tidak melenceng mungkin aqidah nya diperkuat di negeri timur dulu baru meneruskan jenjangnya di negeri barat
BalasHapus