Sabtu, 30 November 2013

Jihad dalam Konteks Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Jihad dalam Konteks Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Patut dicatat bahwa dari 30 ayat al-Qur’an yang menyebut kata jihad dengan segala derivasinya, terdapat 6 ayat yang tergolong makkiyah dan 24 ayat yang tergolong madaniyah. Dengan kata lain, lebih banyak ayat jihad yang turun di Madinah ketimbang di Mekkah, yaitu empat per lima dari ayat-ayat yang menyebut kata jihad adalah dalam kategori madaniyah.
a.      Fase Makkiyah
Ada 6 ayat al-Qur’an yang memuat kata jihad dengan segala derivasinya yang tergolong makkiyah.
Yang tergolong makkiyah, yaitu:
i.        QS. al-‘Ankabût [29]: 6
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

ii.      QS. al-‘Ankabût [29]: 8
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

iii.    QS. Luqmân [31]: 15
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

iv.    QS. al-Furqân [25]: 52
فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا
Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur'an dengan jihad yang besar.

v.      QS. al-Nahl [16]: 110
ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ هَاجَرُوا مِنْ بَعْدِ مَا فُتِنُوا ثُمَّ جَاهَدُوا وَصَبَرُوا إِنَّ رَبَّكَ مِنْ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

vi.    QS. al-‘Ankabût [29]: 69
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

Ayat al-Qur’an yang memerintahkan umat Islam untuk berjihad telah diturunkan sejak Nabi Muhammad saw bermukim di Mekkah. Atas dasar itu, perintah jihad dalam ayat-ayat makkiyah tidak memiliki kaitan dengan peperangan fisik, karena di kota kelahiran Nabi saw ini tidak pernah terjadi peperangan yang melibatkan orang Islam dan orang kafir-musyrik Mekkah. Senada dengan itu, Sa‘îd al-Asymâwî berpendapat bahwa jihad di Mekkah berarti berusaha untuk selalu berada dalam jalan keimanan yang benar dan bersabar dalam menghadapi penyiksaan kaum kafir. Dengan kata lain, jihad dalam periode ini bermakna moral dan spiritual. Jihad pada konteks ayat-ayat makkiyah berbentuk taat kepada Allah swt, bersabar, ajakan persuasif untuk menyembah Allah swt.        



b.      Fase Madaniyah
Ayat al-Qur’an yang menyebut kata jihad dan segenap derivasinya dan tergolong madaniyah berjumlah 24 ayat.
i.              QS. al-Baqarah [2]: 218
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَةَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Sabtu, 09 November 2013

SEJARAH STUDI ISLAM DIDUNIA BARAT

SEJARAH STUDI ISLAM DIDUNIA BARAT

LATAR BELAKANG

Islam adalah agama yang sempurna diantara agama yang telah turun sebelum Islam diturunkan. Nabi Muhammad Saw adalah orang yang terpilih untuk untuk mensyi’arkannya keseluruh umat manusia, beliau berpedoman pada satu kitab suci yaitu Al Qur’anul Karim.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif lainnya.[1]
Hal inilah, yang menyebabkan orang Barat tertarik untuk mempelajari Islam, baik dari budaya maupun dari ilmu pengetahuan. Sehingga kebudayaan Islam di Dunia Barat menjadi berkembang menjadi pesat. Pada dasarnya orang barat mengakui kebenaran Islam, tetapi kenapa mereka kebanyakan tidak mau masuk islam? Jawabnya orang barat kebanyakan gengsi dan takut jatuh harga diri mereka disebabkan masuk Islam.
Mereka takut meninggalkan agama warisan nenek moyang mereka, karena agama tersebut telah diwarisi secara turun temurun.
Sesuai dengan pernyataan diatas, maka pada kali ini kami selaku penulis telah menyusun sebuah makalah yang berjudul Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat.
Didalam makalah ini juga, kami akan membahas objek kajian, yaitu tentang latar belakang perkembangan studi islam di dunia barat, pengertian studi Islam, Islam sebagai sains di dunia barat dan dampak yang ditimbulkan dari perkembangan studi Islam di dunia barat serta timbulnya Studi Islam di Negara-negara Barat.


PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat
Kemajuan peradaban barat dimulai pada Periode Pertengahan (1250-1800 M), yang mana peradaban islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat mengalami perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai sekarang ini. Sebenarnya perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Andalusia (Spanyol) pada massa pemerintahan Bani Abbasiyah adalah merupakan salah satu tempat yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban islam baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara.
Salah satu contoh yang kami ambil adalah pemikiran Ibnu Rusyd yang melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir.[2]
Dari pemikiran Ibnu Rusyd inilah yang menarik minat orang-orang barat untuk belajar. Diantara pemuda Kristen Eropa yang belajar di Universitas-Universitas Islam di Andalusia, seperti Universitas Codova (pendirinya abd Al Rahman III), Seville, Malaga, Granada dan Salamanca. Selama mereka belajar di lembaga-lembaga tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya para ilmuan muslim. Pusat kegiatan terjemahan itu berada di Toledo. Setelah mereka kembali kenegara masing-masing, mereka mendirikan Sekolah-sekolah dan Universitas. Universitas yang pertama mereka dirikan di Eropa pada tahun 1231 Masehi.[3]
Jadi sudah jelaslah menurut kami, bahwa latar belakang Berkembanganya Studi Islam di Dunia Barat adalah disebabkan para pelajar barat yang datang ke Jazirah Arabiyah untuk belajar. Disamping itu juga mereka telah berhasil menterjemahkan karya-karya ilmuan muslim kedalam bahasa latin.