KANDUNGAN
IMAN KEPADA PARA NABI DAN RASUL
Pertama: Meyakini dengan benar & mantap bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengutus
kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak untuk menyembah Allah saja & mengkufuri sesembahan selainNya. Artinya,
substansi dakwah para rasul, dari yang pertama sampai yang terakhir sama, yaitu
mentauhidkan Allah dalam uluhiyah, rububiyah & asma' wa sifat (nama &
sifat Allah), & meniadakan lawannya atau meniadakan kesempurnaannya.
Begitulah, para nabi & rasul membawa agama satu, yaitu Islam, & setiap
rasul menegaskan kepada kaumnya:
يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ
Hai kaumku,
sembahlah Allah, (karena) sekali-kali tak ada ilah bagimu selain Dia. [Al
Mu'minun:23].
Dan firmanNya:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ
وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah
Allah (saja), & jauhilah thagut itu. [An Nahl:36].
Seluruh syariat
mengajak kepada tauhid. Itulah inti sari dakwah para rasul sejak Nabi Nuh
Alaihissallam sampai Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Syaikh Islam Ibnu
Taimiyah berkata: “Inilah agama nabi yang pertama sampai nabi terakhir & para
pengikut mereka, yaitu Islam. Agama Islam itu, intinya ialah beribadah kepada
Allah saja yang tak ada sekutu bagiNya. Ibadah kepada Allah di setiap waktu &
tempat, yaitu dengan mentaati para rasulNya. Sehingga seorang hamba beribadah kepadaNya dengan tak menyelisihi
ajaran para rasul tersebut, sebagaimana orang yang Allah ceritakan dalam firmanNya:
أَمْ لَهُمْ شُرَكَآؤُاْ شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَالَمْ
يَأْذَن بِهِ اللهُ
Apakah mereka
mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyari'atkan untuk mereka agama yang tak diizinkan Allah. [Asy Syura:21].
Tidaklah beriman
kepada Allah, kecuali orang yang beribadah kepada Allah dengan mentaati para rasulNya. Dan tidaklah beriman kepada Allah &
beribadah kepadaNya, kecuali orang yang beriman kepada seluruh para rasul & mentaati mereka. Sehingga setiap
rasul ditaati sampai datang rasul berikutnya, lalu ketaatannya diberikan kepada
rasul yang
tersebut”.
Kedua: Beriman bahwa para rasul adalah orang nan memberikan petunjuk dakwah
& bimbingan menuju hidayah, sebagaimana firman Allah:
إِنَّمَآأَنتَ مُنذِرٌ وَلِكُلِّ قَوْمٍ هَادٍ
Sesunguhnya kamu
hanyalah seorang pemberi peringatan; & bagi tiap-tiap kaum ada orang nan
memberi petunjuk. [Ar Ra'd:7].
Dan firmanNya :
وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ صِرَاطِ اللهِ
Dan sesungguhnya
kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan nan lurus. (Yaitu) jalan Allah.
[Asy Syura:52, 53].
Adapun hidayah
taufiq, hanyalah di tangan Allah, Dialah yang membolak-balik hati & mengatur segala
perkara.
Ketiga: Membenarkan kerasulan & mengakui kenabian mereka. Meyakini bahwa
mereka jujur & benar dalam menyampaikan semua yang dari Allah. Mereka telah menyampaikan risalah Ilahi, serta menjelaskan
kepada semua manusia semua yang tak mereka ketahui. Para rasul tak pernah menyembunyikan 1 huruf pun dari risalah Ilahi.
Mereka tak merubah, menambah & mengurangi dengan sesuatu. Allah berfirman:
فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلاَّ الْبَلاَغُ الْمُبِينُ
Maka tak ada
kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dgn terang.
[An Nahl:35].
Barang siapa nan
mengkufuri salah seorang dari mereka, berarti telah mengkufuri seluruh para
rasul & kufur terhadap Allah nan mengutus mereka. Allah berfirman.
ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَآأُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ
وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا
غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Rasul telah
beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya &
rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan): “Kami tak membeda-bedakan antara
seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya,” & mereka mengatakan: “Kami dengar
& kami ta'at”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami, & kepada
Engkaulah tempat kembali”. [Al Baqarah:285].
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللهِ وَرُسُلِهِ
وَيُرِيدُونَ أَن يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ
بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَن يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ
سَبِيلاً أُوْلاَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ
عَذَابًا مُّهِينًا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللهِ وَرُسُلِهِ وَلَمْ يُفَرِّقُوا
بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ أُوْلاَئِكَ سَوْفُ يُؤْتِيهِمْ أُجُورَهُمْ وَكَانَ
اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Sesungguhnya
orang-orang kafir kepada Allah & rasul-rasulNya, & bermaksud
memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah & rasul-rasulNya, dengan mengatakan:
“Kami beriman kepada yang sebahagian & kafir terhadap sebahagian (yang
lain),” serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah)
diantara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir
sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.
Orang-orang yang beriman kepada Allah & para rasulNya dan tak membedakan seorangpun diantara mereka, kelak
Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. [An Nisaa:150, 152].